Anoreksia nervosa adalah kelainan psikis pada
seseorang yang terobsesi menjadi
kurus.Penderita anareksia nervosa mengalami kekuranagan nafsu makan walaupun
sebenarnya ia lapar dan berselera terhadap makanan.Anoreksia nervosa
merupakan penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal,sosiologikal,dan
fisiologikal pada penderita ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT &
GGT hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut.Penderita Anoreksia
Nervosa
Anoreksik/Anorektik.Sekitar 95% penderita Anoreksia adalah remaja hingga
wanita usia 30 tahun.Pada remaja,anoreksia disebabkan oleh perubahan
hormon,kurangnya percaya diri hingga masalah seperti bullying.
Penderita Anoreksia memiliki gejala psikis seperti
:
·
Keinginan untuk memiliki
tubuh kurus
·
Ketakutan terhadap gemuk
yang berlebihan
·
Penolakan mempertahankan
berat badan yangnormal
·
Merasa gemuk walaupun
sebenarnya kurus
·
Memilih tidak makan
meskipun lapar
Selain gejala psikis penderita
juga mengalami gejala fisik seperti
·
Kerontokan pada rambut
·
Denyut nadi melambat dan
lemah
·
Sensitif terhadap suhu
dingin
·
Berat badan menurun drastis
·
Sembelit
·
Tidak mengalami siklus
menstruasi
Anoreksia dapat menyebabkan komplikasi pada kesehatan.Remaja
penderita anoreksia rentan terkena anemia dan pengeroposan tulang,penderita
juga rawan terkena patah tulang.Wanita anoreksia dapat mengalami berhentinya
siklus menstruasi sedangkan laki – laki terjadi penurunan kadar
testosteron.Masalah pencernaan dan detak jantung abnormal yang dapat
menyebabkan gagal jantung sering terjadi pada penderita ini.Mereka juga rentan
terkena depresi dan gangguan kecemasan.Dan mereka beresiko tinggi terhadap
kematian karena kelaparan.
Penderita anareksia dapat pulih dengan makan secara normal
dan kooperatif.Psikolog dan ahli gizi dapat membantu penderita dalam konseling
tentang gizi dan membantu mereka memiliki berat badan yang normal. Peran
keluarga juga sangat penting dalam membantu penyembuhan penderita Anoreksi.
Berikut ini adalah salah satu kisah penderita Anoreksia
Rowena Buxton-Henderson (26) dari Nottingham, Inggris pernah menghabiskan masa remajanya keluar masuk rumah sakit. Karena menderita anoreksia akut.
Berawal dari ketika Rowena berusia 13 tahun, seorang perawat sekolah mengomentari berat badannya yang terlalu gemuk. Perawat tersebut menganjurkan Rowena untuk menurunkan berat badannya bila tidak ingin mengalami obesitas.
Penuturan perawat tersebut membuat Rowena kecil begitu ketakutan dan malu. Semenjak itu, ia mulai mencoba mengurangi asupan makannya secara ekstrim. Hingga nafsu makannya terus menurun, dan akhirnya menolak untuk memakan apapun.
Pada umur 13 hingga 15 tahun, Rowena kehilangan bobot tubuh secara drastis. Bila sebelumnya ia adalah gadis kecil gemuk yang enerjik. Tiba-tiba berubah menjadi sosok yang sangat kurus, hingga tulang rusuknya bertonjolan.
Sang ibu-pun mengaku panik dengan perubahan putrinya. Carollan Henderson (57), mantan petugas polisi, memaksa Rowena untuk berobat ke rumah sakit. Namun, rasa trautmatik yang mendalam, membuat pengobatan dari dokter tak berhasil.
Hal pertama yang ditanyakan Rowena saat dokter menyarankan untuk banyak mengasup makanan yang mengandung gula adalah, berapa banyak kalori yang terkandung didalamnya.
Karena kondisinya yang terus memburuk membuat sang ibu sempat mengunjungi beberapa tempat pemakaman. Karena menyangka Rowena mungkin takkan bertahan hidup lebih lama lagi.
Pada usia 16 tahun, Rowena dilarikan ke rumah sakit di Northampton karena kondisinya kritis. Ia harus menjalani perawatan intensif selama 7 bulan di ruang khusus penderita gizi buruk. Karena tidak bisa menelan makanan, Rowena-pun terpaksa diinfus, dan menerima makanan dari selang yang dipasang. Ia juga mendapat layanan konseling dari seorang psikiatri, yang terus memberikan dorongan pada Rowena untuk menghapus rasa traumanya pada makanan.
Rowena-pun berhasil menaikan bobot tubuhnya secara perlahan, setelah ia belajar membuang rasa traumatik dari dirinya, serta menumbuhkan kemauan yang kuat untuk makan.
“Kamu harus memiliki kemauan untuk berubah. saya punya pengalaman 7 tahun keluar masuk rumah sakit. Saya mendapatkan pertolongan beberapa kali. Tapi kondisi saya beranjak pulih, saat saya memililki kemauan kuat untuk berubah,” tutur Rowena.
Kini kehidupan Rowena telah jauh berubah. Lima tahun lalu ia memutuskan masuk ke universitas Manchester mengambil gelar sarjana. Meski ia harus mendapat pendidikan tambahan selama 2 tahun, untuk mengejar ketertinggalannya saat ia berhenti dari sekolah karena kondisinya yang lemah.
“Saya tak pernah menyangka akan berada disini bersama Rowena, diacara wisudaanya. Aslinya ia adalah anak yang pintar, berani dan bertekad kuat. Saya sungguh bangga padanya,” ujar sang ibu.
Rowena berhasil memperoleh gelar dibidang obatan kimia dengan perolehan IPK yang tinggi. Ia berharap kelak dapat menjadi seorang ahli forensik atau ahli obat-obatan.(Sumber : Fimelle.com)
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar